759 total views, 2 views today
KOTA SORONG – Penjabat Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, S.H., MPA, berkomitmen mengatasi permasalahan sampah dan banjir di Kota Sorong. Menurutnya, selain banyak permasalahan di Kota tersebut, namun dua permasalahan ini yang akan lebih diprioritaskannya selama menjabat satu tahun ke depan.
Hal tersebut ditegaskannya pada saat melakukan peninjauan atau Turun Lapangan (Turlap) bersama Pj. Sekda Kota Sorong, Asisten Bidang Pemerintahan dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan pemerintah Kota Sorong, Senin (11/9/2023), pagi hingga siang hari.
Peninjauan dilakukan di beberapa lokasi titik rawan banjir, yang dimulai dari Kali Klagison samping PLTD Km. 9, jalan Handayani Alteri, belakang Kompleks Yupiter, dan berakhir di jalan Sungai Maruni Km. 10, yaitu melihat secara langsung kondisi drainase di jalan tersebut.
Di Kali Klagison, diawali dengan dilakukannya prosesi adat oleh tokoh masyarakat suku Moi, yang bertujuan untuk memperlancar pengerjaan normalisasi kali Klagison.
“Maka saya harus bertekad dan berkomitmen bersama masyarakat kota Sorong, untuk mengatasi dua masalah ini, yaitu sampah dan banjir. Saya juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk melakukan adat, agar dalam pekerjaan normalisasi kali tidak mendapat kendala,” kata Pj. Wali Kota.
Diakui, ini merupakan hari pertama dirinya turun untuk melihat secara langsung kondisi kali Klagison, sehingga pemerintah akan melakukan normalisasi yang dimulai dari Klasabi, kali Klagison, jalan Handayani, kali di belakang Kompleks Yupiter, hingga Kampung Bugis.
“Jadi kami akan melakukan normalisasi, meluruskan dan melebarkan kali-kali ini, sehingga pada saat terjadi hujan lebat dan banjir, aliran air tidak terhambat,” jelas Pj. Wali Kota.
Dalam melakukan pengerjaan normalisasi, akunya, ditangani oleh tiga pihak yaitu, Balai Wilayah Sungai (BWS), Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, dan Pemerintah kota Sorong, yang motori oleh Kepala Dinas Cipta Karya Kota Sorong, Esau Isir, S.T.
Selain itu, dari kolaborasi tersebut, akan diupayakan pembebasan lahan di salah satu lokasi yang terletak di belakang komplek Yupiter, guna dibuatkan kolam retensi, yaitu kolam atau waduk untuk penampungan air hujan dalam jangka waktu tertentu.
Ini berguna untuk memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan air atau sungai. Jika ada kolam retensi, maka tidak banyak debit air yang akan mengalir ke kali, yang dapat mengakibatkan banjir di jalan-jalan utama.
“Paling tidak kami dapat menampung sementara air di sini saat terjadi hujan lebat. Pada saat hujan sudah reda dan air laut sudah surut, maka kami akan buka pintu air, dan air akan mengalir menuju ke laut. Mudah-mudahan, 5 sampai 10 tahun ke depan, Kota Sorong sudah aman dari banjir.,” urai Pj. Wali Kota.
Kepada wartawan juga dijelaskan, kali Klagison merupakan kali yang menampung semua debit air dari gunung. Selain itu, kali Handayani dan kali di belakang Kompleks Jupiter, juga menerima aliran air dari Kampung Bugis.
Kali di Kampung Bugis ini memang agak sempit, karena banyak pemukiman warga di situ. Ada sekitar 30 rumah di kompleks tersebut. Karena sempit, maka kami perlu memikirkan jangka panjangnya, dengan melakukan kolaborasi dengan BWS dan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya,” papar Pj. Wali Kota.
Untuk drainase jalan Sungai Maruni, sambungnya, pemerintah Kota Sorong juga akan mencari jalan keluar agar debit air yang mengalir ke kali Klasaman, dapat lancar dan tidak mengakibatkan banjir.
Terkait dengan sampah, dirinya akan melakukan tatap muka dengan para RT se-Kota Sorong, guna membicarakan lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah. Menurutnya, para RT lebih mengetahui kondisi dan wilayahnya, sehingga perlu dilakukan pertemuan untuk mengetahui ruang atau lahan untuk dibangun TPS.
“Kenapa harus rapat dengan RT? Karena para RT lebih mengetahui ruang untuk dijadikan TPS sampah. Percuma jika kita mau membangun TPS tapi tidak ada lahan. Harapannya, setelah melakukan pertemuan dengan para RT, kami dapat mengetahui ruang atau space untuk dibangun TPS,” harap Pj. Wali Kota.
Ditegaskannya, selama ini pemerintah selalu meminta masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, namun pemerintah sendiri tidak menyiapkan tempat untuk membuang sampah. Logikanya, TPS nya harus disiapkan terlebih dahulu baru meminta masyarakat membuang sampah pada tempatnya.
“Sekarang kan tidak ada tempatnya, lalu kalau kita suruh masyarakat buang sampah pada tempat, buangnya di mana?”, tandas Pj. Wali Kota dengan nada tanya.
Peninjauan ini berakhir sekitar pukul 14.00 WIT. Sekalipun kegiatan dilakukan di bawah panas terik dan hujan, namun Pj. Wali Kota bersama rombongan tetap melakukan peninjauan dari awal hingga akhir. (Diskominfo Kota Sorong/brm)