859 total views, 2 views today
Kota Sorong – “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kalau ibadah di tempat ini ada hikmahnya yang kita ambil, ketimbang beribadah di tempat lain, karena pasti kurang maknanya. Di sini adalah tempat diletakkannya peradaban suku Moi”.
Demikian penegasan Penjabat Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, S.H., MPA dalam kegiatan Ibadah Syukuran HUT Pekabaran Injil di Manoi-Malamoi ke 96 tahun, yang dilaksanakan di halaman PT. Perikanan Nusantara, Jumat (27/10/2023).
Menurutnya, tempat dibangunnya tugu pekabaran injil, yaitu tempat pertama kalinya injil dibawa masuk ke Tanah Moi, merupakan tempat pertama kalinya hamba Tuhan menurunkan kakinya dari perahu, sehingga lokasi tersebut adalah tempat kakinya Tuhan.
“Tempat ini juga menjadi tangga-tangga menuju ke Surga, terutama untuk orang Moi. Jadi kalau mau maju, berkembang, sejahtera, dan damai, harus dari tempat ini. Jangan ke tempat yang lain,” pesan Pj. Wali Kota.
Sambungnya, meskipun injil sudah masuk 96 tahun di tanah Manoi Malamoi, namun masih terlihat lambat dari berbagai aspek. Mungkin, kata Pj. Wali Kota, ada sesuatu yang salah, karena dari sisi pendidikan, semua sama-sama mengenyamnya mulai dari tingkat rendah sampai yang tertinggi.
“Oleh karena itu, pada momen ini, saya percaya bahwa kita pasti mendapatkan berkat yang sama dengan saudara-saudara yang bersama dengan kita di atas Tanah ini. Tanah ini penuh dengan susu dan madu. Ini tanah Kanaan, karena semua orang berlomba-lomba datang ke tanah yang penuh dengan susu dan madu, dan Ini kenyataan,” ujarnya.
Disebutkan juga, orang Moi adalah suku yang tenang dan tidak pernah ribut. Oleh karena itu, setiap orang boleh ada di tanah Malamoi dapat menikmati berkat Tuhan, dengan melakukan berbagai macam aktivitas, termasuk membuka usahanya dengan aman.
Di waktu sebelumnya, Ketua Tim Kerja, O. V. Kwaktolo/Kalasuat dalam laporannya mengatakan, tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah, untuk memperingati peristiwa masuknya injil di Tanah Malamoi 96 tahun silam, dan jemaat GKI Elim Malanu sebagai salah satu jemaat mula-mula.
“Tema kegiatan adalah, Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan, dengan subtema, Momentum HUT ke 96 Tahun Pekabaran Injil di Tanah Malamoi, Kita membangun kebersamaan untuk mewujudkan Perubahan Menuju Satu Abad (100 Tahun) Pekabaran Injil di Tanah Malamoi yang Berkualitas, Mandiri dan Misioner,” jelas Ketua Tim Kerja.
Sumber dana kegiatan berasal dari proposal disampaikan ke berbagai donator, baik pribadi, pemerintah, BUMN, aksi spontanitas dan aksi lima menit. Besar dana terkumpul Rp121.000.000, dan dana yang dikeluarkan untuk kegiatan sebesar Rp120.000.000.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Elim Malanu, Pdt. Izak Kwatolo, S.Th meminta kepada Pj. Wali Kota Sorong dan Pimpinan PT. Perikanan Nusantara Cabang Sorong, agar dapat memfasilitasi dirinya untuk bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, agar dapat membahas terkait pembebasan lahan di seputaran tugu pekabaran Injil.
“Catatan untuk Pj. Wali Kota dan Pimpinan PT. Perikanan Nusantara, saya mohon agar ke depan tanah tempat tugu pekabaran injil dibebaskan. Kami tidak minta macam-macam, kami minta hak kami, tempat pendaratan injil,” tandas Pdt. Izak.
Selain itu, dirinya meminta agar di waktu mendatang, bangunan yang berada di samping tugu pekabaran injil dapat dibongkar. Alasannya, tempat tersebut sakral atau kudus. Kendati demikian, dirinya juga berterima kasih kepada Pimpinan PT. Perikanan Nusantara, yang telah mendukungnya selama ini.
“Terima kasih juga untuk orang Sanger. Putra Sanger terbaik yang datang bawa injil untuk kami orang Moi di atas negeri ini. Tidak lupa saya berterima kasih untuk putra putri Maluku, yang juga menopang pekabaran injil di atas tanah ini. Mulai hari ini, dukung kami orang Moi,” ucap Pdt. Izak diakhir sambutan.
Usai itu, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng ulang tahun oleh Pj. Wali Kota Sorong serta foto bersama, yang diakhiri dengan ramah tamah. (Diskominfo Kota Sorong)