229 total views, 3 views today
Kota Sorong – Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Ir. Restuardy Daud, M.Sc menyoroti perkembangan harga komoditas di beberapa daerah pada minggu ketiga bulan September 2024, pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang berlangsung di Gedung C, Kementerian Dalam Negeri, Senin (23/9/2024).
Rapat ini diikuti Asisten Bidang Administrasi, Perekonomian, dan Pembangunan Setda Kota Sorong, Thamrin Tajuddin, S.T., M.M, didampingi Kepala Bagian Perekonomian Daerah Setda Kota Sorong, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Sorong, Kepala BKPSDM Kota Sorong, dan perwakilan OPD via platfom zoom meeting.
Restuardy meminta perhatian khusus kepala daerah di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, dan Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang mengalami peningkatan harga komoditas cukup signifikan. Sementara itu, beberapa kabupaten lainnya justru mengalami penurunan harga yang cukup dalam.
Untuk Kabupaten Bangka Tengah, Karanganyar, Lombok Timur, Buru, dan Indramayu mengalami penurunan harga komoditas lebih dari 4%. Restuardy menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara harga komoditas yang meningkat dan yang menurun, untuk melindungi kepentingan masyarakat pembeli maupun produsen, terutama petani.
“Salah satu komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan harga adalah minyak goreng, yang mengalami kenaikan di 1.094 kabupaten/kota. Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah di 163 kabupaten/kota, serta daging ayam ras di 124 kabupaten/kota,” jelas Restuardy.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, dalam paparannya menjelaskan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga di minggu ketiga September 2024. Ia menyebutkan bahwa Indonesia mengalami deflasi pada September 2020-2021, sementara pada September 2022-2023 inflasi, terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi pada September 2024 meliputi minyak goreng, sigaret kretek mesin, dan beras. Sebaliknya, beberapa komoditas seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang putih memberikan kontribusi terhadap deflasi.
Kabupaten Paniai di Papua Tengah mencatat kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) tertinggi sebesar 5,980%, diikuti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebesar 2,400%, dan Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 2,080%. Di sisi lain, Kabupaten Bangka Tengah mengalami penurunan IPH terbesar sebesar -5,390%.
“Harga minyak goreng pada minggu ketiga September 2024 naik 0,82% dibandingkan bulan Agustus, sementara harga bawang merah turun 1,57%. Meski begitu, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah justru meningkat,” papar Pudji.
Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandari, juga memaparkan upaya Perum Bulog dalam stabilisasi harga pangan. Realisasi pengadaan beras domestik (ADA DN) hingga 22 September 2024 mencapai 908.828 ton, dengan 105,39% target CBP telah tercapai.
“Realisasi impor beras hingga September 2024 mencapai 3,1 juta ton, dengan sumber utama dari Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. Stok cadangan pangan pemerintah tercatat sebesar 1,52 juta ton, sementara gerakan pangan murah (GPM) dilakukan hingga tingkat desa dan kelurahan,” ujar Epi.
Program stabilisasi harga juga dilakukan dengan kerjasama pengecer di seluruh Indonesia, mencakup 59.159 pengecer yang tersebar di dalam dan luar pasar. Hingga 22 September 2024, Bulog telah menyalurkan 1,11 juta ton beras dalam program stabilisasi harga pangan (SHPH).
Untuk bantuan pangan, hingga tahap 3, realisasi telah mencapai 98,47% dari target dengan total penyaluran bantuan mencapai 216.682 ton. (Diskominfo Kota Sorong)